Selasa, 02 Agustus 2011

Opini Pelaksanaan PL II Madya Praja IPDN Kampus Riau

MWP. DEBORA RATNA SWATYAS
NPP. 20.0717
ASDAF JAWA TIMUR

Pelaksanaan praktek lapangan II tahun Akademik 2010/2011 di Kabupaten Rokan Hilir meliputi 10 (sepuluh) Kecamatan, dengan alokasi waktu selama 21 (dua puluh satu) hari antara 18 Juli sampai 8 Agustus 2011, berbeda dengan praktek lapangan I yang penempatannya berada di Desa / Kelurahan. Di rokan Hilir, Desa disebut dengan Kepenghuluan dan dikepalai oleh Datuk Penghulu sesuai dengan Perda Kab Rokan Hilir No. 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kepenghuluan dan Perubahan Status Kepenghuluan menjadi Kelurahan. Peserta dibagi menjadi 10 kelompok kerja tiap kelompok terdiri dari 10 Praja, melekat pada tiap kasi kecamatan untuk mengenal, memahami dan mencatat semua kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Sedangkan untuk Nindya Praja melaksanakan Praktek Lapangan III di SKPD Kabupaten Rokan Hilir. 

Berlokasi di kecamatan Batu Hampar berjarak ± 45 km dari pusat kota Rokan Hilir, Bagan Siapiapi. Kecamatan Batu Hampar merupakan bagian Kabupaten Rokan Hilir dan dimekarkan dari Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir pada waktu itu berdasarkan Perda No. 03 Tahun 2004 dan menjadi Kecamatan Definitif pada tanggal 31 Agustus 2004 dengan luas wilayah ± 322 Km² dengan membawahi 5 Kepenghuluan, yang terdiri dari Kepenghuluan Bantaiyan, Kepenghuluan Bantaiyan Baru, Kepenghuluan Bantaiyan Hilir, Kepenghuluan Sungai Sialang Hulu, Kepenghuluan Sungai Sialang. Satu diantara Kepenghuluan di atas merupakan Eks transmigrasi, yaitu Kepenghuluan Bantaiyan Baru. Kecamatan Batu Hampar setelah dimekarkan secara Administratif memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut :

§       Sebelah Utara berbatasan dengan kepenghuluan Labuhan Tangga Kecil Kecamatan Bangko
§       Sebelah Selatan berbatasan dengan Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang
§       Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Kapur (Kota Dumai).
§       Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Rokan.
Dengan jumlah Penduduk 7.340 Jiwa dan terdiri dari 873 KK

Dilihat dari letak Geografis, mayoritas Kepenghuluan merupakan daerah yang terletak pada wilayah bukan pesisir (dataran, lembah, dan lereng/punggung bukit). Keadaan Geografis Kecamatan Batu Hampar yang sebagian besar merupakan lahan gambut (dataran rendah) dan sebagian kecil dataran tinggi. Jika ditinjau dari sumber penghasilan utama masyarakatnya, sebagian besar Kepenghuluan merupakan daerah agraris, yang bergantung pada sector pertanian (perkebunan, padi/palawija, perikanan laut, dan perikanan darat). Namun pada kenyataannya sector pertanian ternyata belum sepenuhnya mampu mengangkat masyarakat dari kemiskinan. Dan masyarakat lebih cenderung pada pola perkebunan terutama sawit dan sebagian lagi berpotensi sebagai nelayan tradisional.

Kendala dan tantangan lebih banyak di temukan pada Praktek Lapangan II ini dibanding dengan Praktek Lapangan I dulu. Selain karena ruang lingkup kerja yang lebih luas dengan jumlah masyarakat yang lebih banyak dan juga berasal dari latar belakang suku yang berbeda, membuat Praja harus lebih pintar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Walaupun berada di jalan lintas Kabupaten, Kecamatan Batu Hampar terlihat seperti jauh dari perhatian di bidang pembangunan dari Pemerintah Kabupaten setempat, bisa dilihat dari keberadaan Kantor Camat yang kurang representative dan tidak terawat, sarana transportasi umum yang sulit dijangkau. Keberadaan pasar tradisional yang hanya ada sekali seminggu, padahal daerah ini jauh dari kota, sehingga menyulitkan masyarakat untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari. Kurangnya bangunan sekolah dan perhatian untuk sarana dan prasarana sekolah sangat kurang. Kondisi jalan yang rusak sehingga ketika musim penghujan jalanan menjadi berlumpur dan becek. Dan yang terlihat paling mencolok adalah kondisi air yang digunakan untuk aktivitas sehari – hari berwarna merah kehitaman yang menurut standar kesehatan sama sekali tidak memenuhi syarat untuk digunakan. Padahal masyarakat menggunakannya untuk memasak dan MCK. Tentu hal ini sangat memprihatinkan dan seharusnya menjadi perhatian khusus dari Pemerintah setempat.

Namun justru hal ini menjadi tantangan bagi Praja yang melaksanakan Praktek Lapangan di Kecamatan Batu Hampar. Untuk memberikan sumbangsih atau buah pikiran dan karya bakti yang bisa diberikan bagi masyarakat Batu Hampar. Misalnya dengan mencetuskan Jumat Bersih dan mengajak masyarakat untuk gotong royong membersihkan lingkungan sekitar rumah, berhubung daerah ini adalah daerah yang berawa dan di sekitar rumah – rumah penduduk banyak terdapat pohon sawit maupun kebun yang sengaja dibuat oleh warga, sehingga banyak terdapat sarang nyamuk dan sangat berpotensi untuk penyebaran Demam Berdarah. Maka kami Praja bekerja sama dengan Puskesmas setempat melakukan sosialisasi Demam Berdarah yang dihadiri oleh Datuk Penghulu dan Ketua RT/RW serta beberapa tokoh masyarakat. Dan yang menjadi program khusus Praja di Kecamatan Batu Hampar yaitu program penjernihan air, mengingat air yang digunakan untuk aktivitas sehari – hari sangat tidak layak.

Maka Praktek Lapangan II ini benar – benar merupakan pengabdian kepada masyarakat yang sekaligus memberikan pengalaman belajar kepada Praja untuk hidup ditengah masyarakat dengan membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Sehingga keterbatasan Praja dalam menggali pengetahuan dan keterampilan teknis maupun praktis di kampus bisa didapat ketika Praktek Lapangan. Sehingga dituntut kedewasaan Praja melalui belajar mengenal dan berhadapan langsung (interaksi) dengan segenap unsur pemerintah daerah terutama pada level terbawah termasuk masyarakat.

1 komentar:

  1. nice post gan... nambah info nih
    ====================================
    Pesan Kubah Masjid Murah Nusa Tenggara Barat (NTB) - stainless steel/enamel/panel harga murah hanya ada di, Mahkota Kubah dot net

    BalasHapus